welcome to my blogg

Sabtu, 11 Desember 2010

KITO-OLIGOSAKARIDA

Pengertian

Kitosanase adalah enzim kitinolitik yang terlibat dalam produksi kitooligosakarida yang lebih larut air dan berguna dalam berbagai bidang seperti nutrasetikal, medik, dan farmasi. Isolat T5a1, salah satu isolat kitinolitik yang diisolasi dari terasi, ditumbuhkan pada medium minimal sintetik (MSM) dengan penambahan 0,5% koloidal kitin pada 37oC, 100 rpm, di inkubator goyang selama 24 jam untuk produksi kitosanase. Kitosan adalah suatu bahan yang dapat diperoleh dari cangkang eksoskeleton. Kitosan telah terbukti bersifat natural, tidak toksik, dapat diuraikan (biodegradable) dan dimanfaatkan secara luas dalam industri pangan sebagai food additive.

Sumber

Bakteri kitinolitik yang mendegradasi kitin dan turunannya telah banyak diisolasi dari berbagai sumber seperti tanah, spons dan limbah udang dan rajungan. Sumber lain yang diduga potensial untuk isolasi bakteri kitinolitik adalah terasi yang merupakan produk fermentasi berbahan baku rebon. ( Dewi Seswita Zilda, Yusro Nuri Fawzya dan Ekowati Chasanah, 2006 ).

Kitosanase (EC 3.2.1.132) dapat diproduksi oleh berbagai mikroorganisme seperti kapang, actinomycetes, dan bakteri. Mereka umumnya adalah enzim endo splitting dan dapat menghidrolisis kitosan menjadi kitooligosakarida dan glukosamin. Kemampuan untuk menghidrolisis ikatan bglukosaminidat (GlcN) dan N-acetyl- b-glukosaminidat (GlcNAc) pada kitosan berbeda pada tingkat deasetilasi tergantung pada jenis mikroorganisme penghasil kitosanase (Chiang et al., 2002).

Beberapa mikroba penghasil kitosanase di antaranya adalah Myxobacter (Hedges & Wolfe, 1974), Penicillium (Fenton & Eveleigh, 1981), Nocardia(Sakai et al., 1991), Pseudomonas (Yoshihara et al., 1992), Streptomyces (Bocher et al., 1992), Mucor (Alfonso et al., 1992), Fusarium (Shimosaka et al.,1993), Enterobacter (Yamasaki et al., 1993), Amycolatopsis, Rhodorotula (Shomasekar & Joseph, 1996) Trichoderma (Nogawa et al., 1998), Matsuebacter (Park et al., 1999), Bacillus ( Kurakake et al., 2000; Omumasaba et al., 2000), Burkholderia (Shimosaka et al., 2000), dan Aspergillus (Cheng & Li, 2000).
Beberapa sumber kitinolitik bakteri yang pernah diteliti adalah udang (Putro, 1982), tanah (Zhu et al., 2003; Choi et al., 2004), air laut dan sedimen sumber air panas (Chasanah, 2004) serta spons (Uria & Chasanah, 2005). Sumber lainnya yang potensial sebagai sumber bakteri kitinolitik adalah terasi. Bahan bakunya yang berupa jebret (udang kecil atau yang lebih dikenal dengan rebon) banyak mengandung kitin. Salah satu isolat potensial hasil skrining adalah T5a1 (Zilda & Chasanah, 2005) yang akan dikarakterisasi untuk aplikasi lebih lanjut. ( D.S. Zilda, Y.N. Fawzya dan E. Chasanah 2006 )

Kitosan adalah produk terdeasetilasi dari kitin yang merupakan biopolimer alami kedua terbanyak di alam setelah selulosa, yang banyak terdapat pada serangga, krustasea, dan fungi (Sanford dan Hutchings, 1987). Diperkirakan lebih dari 109-1010 ton kitosan diproduksi di alam tiap tahun (Peter, 1997). Sebagai negara maritim, Indonesia sangat berpotensi menghasilkan kitin dan produk turunannya. Limbah cangkang rajungan di Cirebon saja berkisar 10 ton perhari yang berasal dari sekurangnya 20 industri kecil. Kitosan tersebut masih menjadi limbah yang dibuang dan menimbulkan masalah lingkungan ( Meidina , Sugiyono, B. Sri Laksmi Jenie, M.T. Suhartono )

Limbah industri pengalengan rajungan (Portunus pelagicus) adalah berupa cangkang dan kaki rajungan yang mencapai 75%-85%, dapat diolah menjadi kitin dan kitosan dengan rentang pemanfaatan yang luas, yaitu dapat diaplikasikan pada bidang nutrisi, pangan, medis, kosmetik, lingkungan, dan pertanian. Selain itu juga dapat dihasilkan produk turunan dari kitin dan kitosan, yaitu kitooligosakarida yang memiliki aktivitas antimikroba, antijamur, antitumor, penurunan kolesterol, penurunan tekanan darah tinggi dan kemampuan dalam meningkatkan daya imunologi (Suhartono, 2006).

Manfaat

Kitosan mempunyai nilai yang tinggi sebagai bahan baku untuk produksi oligomer kitosan yang dilaporkan dapat berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan jamur (Kendra & Hadwiger, 1984; Tokoro et al., 1988; Hadwiger et al., 1994; Shahidi et al., 1999; Kim et al., 2002), chemopreventive yang potensial (Nam et al., 2000), penghambat sel kanker (Jeong et al., 2000) dan sebagai antitumor (Nam et al., 1999; Jeon & Kim, 2000).

Kitosan dan oligomer kitosan potensial sebagai antimikroba karena senyawa ini merupakan polimer alami sehingga diharapkan aman bagi manusia. Tsai dan Su (1999) menunjukkan adanya efek bakterisidal dari kitosan udang terhadap E. Coli. Tsai et.al (2000) menghasilkan antibakteri kitooligosakarida dengan DP 1-8 yang didegradasi dari kitosan udang menggunakan selulase. Sampai saat ini aktivitas antibakteri oligomer kitosan masih menjadi hal baru yang terus diteliti. Aktivitas antibakteri oligomer kitosan dan kitosan beragam terhadap bakteri uji yang berbeda. Uji menggunakan metode difusi agar menunjukkan penghambatan yang lebih tinggi terhadap gram negatif dan lebih rendah terhadap gram positif untuk oligomer kitosan. Oliomer kitosan memiliki aktivitas antibakteri yang cukup baik terhadap bakteri yang uji.

Limbah industri pengalengan rajungan (Portunus pelagicus) adalah berupa cangkang dan kaki rajungan yang mencapai 75%-85%, dapat diolah menjadi kitin dan kitosan dengan rentang pemanfaatan yang luas, yaitu dapat diaplikasikan pada bidang nutrisi, pangan, medis, kosmetik, lingkungan, dan pertanian. Selain itu juga dapat dihasilkan produk turunan dari kitin dan kitosan, yaitu kitooligosakarida yang memiliki aktivitas antimikroba, antijamur, antitumor, penurunan kolesterol, penurunan tekanan darah tinggi dan kemampuan dalam meningkatkan daya imunologi (Suhartono, 2006).

Pengatasan masalah mikroba yang selama ini dilakukan salah satunya adalah dengan antibiotik. Pada terapi dengan antibio tik, seringkali ditemukan adanya efek samping berupa alergi, masalah toksisitas, hingga terjadinya resistensi pada penggunaan jangka panjang. Maka, diperlukan alternatif antimikroba yang lebih aman yaitu penggunaan kitosan. Selain aman, penggunaan kitosan sebagai antimikroba juga dapat memanfaatkan limbah cangkang rajungan yang jika dibiarkan dapat menjadi sumber penyakit. Penggunaan cangkang rajungan (Portunus pelagicus), bahan alami yang tersedia dalam jumlah besar dalam bentuk limbah sebagai starting material senyawa berpotensi antimikroba yaitu kitosan. Kitosan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati, baik ditinjau dari segi medis maupun ekonomi.




Salah satu limbah yang sangat potensial untuk diolah di Indonesia adalah limbah cangkang rajungan (Portunus pelagicus), yang dapat diolah menjadi kitin dan kitosan dengan rentang pemanfaatan yang luas, dapat diaplikasikan di bidang nutrisi, pangan, medis, kosmetik, lingkungan, dan pertanian (Suhartono, 2006). Dari total 200 kg rajungan yang diolah, sebanyak 150 kg adalah berupa cangkangnya, yang kemudian dibuang (Soesilo dan Budiman, 2003). Dari limbah tersebut, 75-85 persennya dapat diolah menjadi kitin dan kitosan. Sementara itu, permintaan ekspor daging rajungan terus meningkat. BRKP (Badan Riset Kelautan dan Perikanan) menyebutkan bahwa produksi rajungan yang tersebar di Indonesia mencapai 10.886 ton pertahunnya. Selain itu, budidaya rajungan ini relatif mudah dilakukan, tidak sesulit budidaya udang. Dari fakta-fakta di atas, dapat dilihat bahwa melalui karya tulis ini akan didapatkan suatu inovasi pengolahan limbah cangkang rajungan menjadi bentuk sediaan obat kumur dengan potensi yang luar biasa. (Soesilo dan Budiman, 2003)

Kitosan efektif sebagai antimikroba karena sifat-sifat kitosan itu sendiri yang tidak toksik dan alami. Senyawa hasil deasetilasi kitin ini telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba dengan indeks penghambatan yang cukup tinggi pada jenis bakteri staphylococcus. Kitosan menunjukkan efek antimikroba yang poten terhadap S. mutans dan penurunan jumlah yang signifikan (Bae, et al., 2005).

Kitosan yang mempunyai aktivitas antimikroba dapat menjadi salah satu alternatif zat aktif. Kitosan memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tipe antiseptik lainnya, karena memiliki aktivitas antimikroba yang lebih tinggi, spektrum yang lebih luas, killing rate yang lebih tinggi, dan toksisitasnya yang lebih rendah terhadap sel mamalia. Sedangkan kelemahan kitosan adalah ketidaklarutannya dalam air, viskositasnya yang tinggi, dan kecenderungannya untuk berkoagulasi dengan protein pada pH tinggi. Banyak percobaan telah dilakukan untuk mendapatkan turunan fungsionalnya dengan modifikasi kimiawi untuk meningkatkan kelarutannya.






Cara mendapatkan

Proses kimiawi dan enzimatis telah digunakan untuk memproduksi kitosan oligomer. Hidrolisis asam pada kitosan menghasilkan berbagai oligosakarida yang tidak spesifik (Bosso et al., 1986). Alternatif proses secara enzimatis untuk memproduksi kitosan oligomer menggunakan kitosanase telah dilaporkan oleh Hirano (1988). Kitosan oligomer yang dihasilkan adalah dimer sampai heptamer. Proses enzimatis lebih disukai karena ramah lingkungan, hasilnya lebih seragam dan menghasilkan oligomer dengan derajat polimerisasi (DP) yang tinggi seperti pentamer sampai heksamer (Kendra & Kim, 1998).Kitosanase yang berasal dari mikroorganisme mendapatkan perhatian yang khusus karena penting dalam pengaturan keseimbangan lingkungan, daur ulang biomaterial kitin, preparasi enzimatis kitooligosakarida biofungsional, dan untuk kontrol biologi kapang patogen pada tanaman (Kendra et al., 1989).

Senyawa bioaktif oligomer kitosan diproduksi menggunakan kitosanase dari isolat B. licheniformis MB-2. Enzim kitosanase hasil pengendapan amonium sulfat 80% jenuh dengan aktivitas 0,005; 0,0085; 0,1 dan 0,17 Unit ditambahkan pada substrat kitosan dengan derajat deasetilasi minimum 85%, dan diinkubasi pada 700C selama 1, 2, dan 3 jam. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar terhadap bakteri patogen menunjukkan hasil yang positif dengan indeks penghambatan berturut-turut: 2,47; 3,23; 3,26; 2,23; 2,3, dan 2,07 untuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Listeria monocytogenes, dan Bacillus cereus. Penghambatan terbaik dihasilkan dari oligomer kitosan yang diproduksi menggunakan enzim dengan aktivitas 0,1 Unit per miligram kitosan untuk semua jenis patogen. Waktu produksi 1, 2, dan 3 jam untuk unit enzim per miligram substrat yang sama tidak menunjukkan perbedaan penghambatan yang signifikan. Analisis HPLC menunjukkan bahwa oligomer kitosan yang dihasilkan dalam penelitian ini terdiri dari monomer sampai hexamer (DP 1-6).

Oligomer kitosan dapat dihasilkan dengan iradiasi sonik, hydrodynamic shearing, dan hidrolisis secara kimiawi. Akan tetapi cara-cara tersebut menghasilkan oligomer dengan derajat polimerisasi (DP) yang rendah karena efisiensi yang rendah dan pemotongan yang acak. Degradasi kitosan secara enzimatis adalah cara yang lebih baik untuk mendapatkan oligomer kitosan dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi.
Beberapa tahun belakangan banyak studi mengenai berbagai enzim yang berbeda untuk mendegradasi kitosan. Aiba (1993; 1994a; 1994b) menghidrolisis kitosan yang terdeasetilasi sebagian menggunakan kitinase dan lisozim. Pantaleone et.al. (1992) dan Brine et.al. () melaporkan hidrolisis kitosan menggunakan berbagai jenis enzim, yaitu glikanase, protease, lipase, dan tannase, yang didapatkan dari berbagai bakteri, fungi, mamalia, dan tanaman. Muzzarelli, Xia, Tomasetti dan Ilari (1995; 1994) menggunakan papain dan lipase untuk depolimerisasi kitosan. Dari berbagai hasil tersebut banyak enzim komersial yang dikembangkan untuk menghasilkan proses hidrolisis yang efisien terhadap kitosan. Akan tetapi penggunaan enzim-enzim tersebut membutuhkan konsentrasi yang relatif tinggi, sedangkan kitosanase menunjukkan aktivitas yang cukup baik pada konsentrasi yang kecil. Di Indonesia, sejumlah bakteri yang mempunyai aktivitas enzim kitinolitik telah diisolasi dari berbagai sumber air panas di daerah Tompasso, Manado. Dari 45 isolat yang didapat, Bacillus licheniformis MB-2 menunjukkan indeks kitinolitik yang terbesar (Jayanti, 2002). Enzim kitosanase yang dihasilkan dari isolat MB-2 tersebut telah dimurnikan dan dikarakterisasi (Chasanah, 2004).

kitosan dalam Limbah industri pengalengan rajungan, Proses isolasinya adalah dengan deproteinasi, demineralisasi, dan depigmentasi cangkang rajungan akan menghasilkan kitin yang memiliki struktur molekul dasar sama dengan kitosan, kemudian dideasetilasi menghasilkan kitosan. Kitosan yang merupakan biopolimer hidrofilik yang didapatkan melalui proses deasetilasi basa kitin telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Kelebihannya jika dibandingkan dengan tipe antiseptik lain adalah aktivitas antimikroba yang lebih tinggi, spektrum yang lebih luas, killing rate yang lebih tinggi, dan toksisitas yang lebih rendah terhadap sel mamalia. Mekanisme utamanya adalah dengan mengubah permeabilitas membran, sehingga terjadi kebocoran komponen dan konstituen intraseluler mikroba.

Kitosan, ß-1,4-poli-D-glukosamin, merupakan biopolimer yang didapatkan melalui proses deasetilasi basa kitin, mengandung lebih dari 5000 unit glukosamin (Rabea, et al., 2003). Kerangka glukosamin yang didapatkan dari proses N-deasetilasi menyebabkan kitosan memiliki karakter polikationik (Sano, et al., 2002). Sedangkan kitin adalah biopolimer yang menyusun cangkang crustaceae, insecta, dan terdapat dalam dinding sel jamur dan yeast. Secara kimiawi, kitin merupakan polimer poli-ß-1,4-asetil diglukosamin (Karlson, 1984).
Delapan puluh persen dari massa total eksoskeleton udangudangan merupakan kitin (Schlaak and Lindenthal, 2000). Kitosan dibedakan dari kitin karena adanya gugus amino bebas (Schlaak and Lindenthal, 2000) yang reaktif (Rabea, et al., 2003). Kitin alami memiliki BM 1-2 juta Da, terdiri atas 6000-12000 unit monosakarida. Sedang BM kitosan relatif lebih rendah, sebab terjadi pemisahan rantai selama proses transformasi (Schlaak and Lindenthal, 2000).
Gambar 1. Struktur chitobiose, monomer kitin
(Karlson, 1984)
Gambar 2. Struktur kitin
(Rabea, et al., 2003)
Gambar 3. Struktur kitosan
(Rabea, et al., 2003)
Adanya gugus amino menyebabkan kitosan bermuatan positif dan sangat mudah berikatan dengan permukaan yang bermuatan negatif seperti membran mukosa. Kitosan bersifat biocompatible dan biodegradable, bahkan termasuk senyawa biodegradable paling melimpah di bumi, hasil biodegradasinya terdapat di air dan tanah. Kitosan dikarakterisasi berdasarkan derajat deasetilasinya (%DA), kemurniannya setelah dilarutkan dalam asam organik, derajat polimerisasi, dan BMnya (Schlaak and Lindenthal, 2000). Semakin tinggi derajat deasetilasi, semakin tinggi kualitas dan harga jualnya (Coma et al., 2002).
Kitosan bekerja sebagai antimikroba dengan mekanisme mengubah permeabilitas membran sel. Interaksi antara kitosan yang bermuatan positif dengan membran sel yang bermuatan negatif pada kadar rendah menyebabkan aglutinasi. Sedangkan pada kadar tinggi, hal tersebut akan menyebabkan permukaan mikroba bermuatan positif, sehingga tetap ada dalam bentuk suspensi. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya defisiensi protein dan konstituen-konstituen intraseluler lainnya. Selain itu, jika telah 13 berhasil menembus dinding sel mikroba, kitosan dapat berikatan dengan DNA dan menghambat sintesis mRNA dengan jalan berpenetrasi hingga mencapai nukleus dan mengganggu sintesis RNA serta protein. (Rabea, et al., 2003)

Mekanisme lain dari efek antimikroba kitosan dapat dijelaskan dengan kemiripan struktur kitosan dan murein yang merupakan penyusun dinding sel mikroba. Kitosan akan bersaing dengan mikroba untuk dapat menempel pada tempat perlekatannya pada gigi. Murein merupakan peptidoglikan yang menyusun 90% dari total berat kering dinding sel bakteri gram positif, setebal 20-80 nm, dan 10% dari total berat kering dinding sel bakteri gram negatif, setebal 7-8 nm (Demchick and Koch, 1996). S. mutans adalah bakteri gram positif, sehingga kitosan bisa menjadi antimikroba yang efektif untuk mikroba tersebut. Kitosan oligomerik dapat berpenetrasi ke dalam sel mikroorganisme dan mencegah pertumbuhan sel dengan mencegah transformasi DNA ke RNA. Selain itu, penghilangan metal, trace element, atau nutrien esensial dengan aksi pengkhelatnya juga menjadi salah satu mekanisme penghambatan pertumbuhan mikroba.












Daftar Pustaka


http://profetikfa.files.wordpress.com/2009/11/lktm-pimfi-2009.pdf

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2207161169.pdf

http://www.bbrp2b.dkp.go.id/publikasi/lain/JPBKP%202006%20No%201/6.pdf

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/40766/1/Cover%202006swa.pdf

Kamis, 09 Desember 2010

makalah komputer

BAB I
PENDAHULUAN

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan kebutuhan utama untuk berhubungan antara manusia satu dengan lainnya. Komunikasi timbul didasari oleh adanya berbagai macam informasi. Kebutuhan manusia yang semakin beragam menyebabkan timbulnya kebutuhan akan informasi yang cepat, mudah dan berjangkauan luas (efektif). Informasi yang efektif memerlukan teknologi yang andal sehingga lahirlah teknologi informasi. Perkembangan teknologi dan informasi semakin lama semakin cepat sehingga diperlukan pengetahuan untuk mengenal dan memanfaatkannya. Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan adalah komputer. Proses timbulnya informasi pada komputer dapat digambar dengan diagram berikut:
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa sebenarnya data dapat dianalogikan sebagai bahan mentah, yang harus diolah untuk menjadi barang jadi yang siap pakai yang sebagai informasi.
Teknologi informasi sekarang sedang berkembang dengan pesat, sehingga manusia tidak menjadi manusia terbelakang perlu terus mengikutinya. Menjadi terbelakang bukan karena mengalami kemunduran, melainkan karena manusia berjalan tidak cukup cepat untuk mengikuti derap lajunya perjalanan kemajuan jaman. Dengan demikian teknologi informasi hanyalah sesuatu alat bantu (tools) bagi manusia, pemanfaatannya tergantung manusia itu sendiri, seperti pisau dapat konstruktif atau destruktif. Faktor dominan penentunya adalah etika, moral dan agama.





BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:
Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, hard disk.
Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut pelayan (server). arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
2.Sejarah
sejarah jaringan komputer Global/Dunia dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah, sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan meluas ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran international network ( internet )
Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network.
Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, di mana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan IP yang kini kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan domain name system, yang kini kita kenal dengan DNS. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC ( internet relay chat ). Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer pada saat itu membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www atau World Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing (menjelajah).
Tahun 1994, situs-situs dunia maya telah tumbuh menjadi 3.000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di situs. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! Didirikan, yang juga sekaligus tahun kelahiran Netscape Navigator.
3.Jenis-jenis
a)Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce,misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
 
b)Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan
televisi kabel.
 
c)Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesinmesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

d)Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang
seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.


e)Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

4.Model Referensi OSI dan Standarisasi
Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer, diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai fihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya. Berikut deskripsi Model referensi OSI:
Sebuah Model Layer
Setiap layer melakukan sekumpulan fungsi tertentu untuk mensukseskan komunikasi data
Setiap layer bergantung pada layer yang ada di bawahnya untuk melakukan fungsinya
Setiap layer akan mendukung operasi lapisan yang berada di atasnya
Implementasi pada setiap lapis seharusnya tidak bergantung pada lapisan lainnya
ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol komunikasi data. Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnected) Reference Model.
Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan pelayanan yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.
Ke-7 layer bekerja dari layer teratas menuju kebawah bawah sesuai urutan : aplication, presentation, session, transport, network, data-link, dan physical. Ke-7 layer tersebut disusun berdasarkan lima prinsip yang harus diikuti untuk menentukan layer dalam komunikasi, yaitu :
Layer dibuat jika ketika diperlukan pemisahan level yang secara teori  diperlukan.
Masing-masing layer memiliki fungsi yang jelas.
Setiap fungsi dari masing-masing layer telah ditentukan agar sesuai dengan standar protokol secara internasional.
Batas kedua layer telah ditentukan untuk mengurangi informasi menerobos antarmuka layer.
Setiap layer ditentukan dengan jelas fungsinya, tetapi jumlah layer sebaiknya sekecil mungkin untuk menghindari arsitektur yang luas.
Secara sederhana ketujuh lapis model OSI dapat digambarkan pada gambar di atas,  dan ilustrasi mengeni lingkungan OSI dapat dilihat pada gambar dibawah.

GAMBAR: Lapisan-Lapisan OSI

Model OSI disusun atas 7 lapisan; fisik (lapisan 1), data link (lapisan 2), network (lapisan 3), transport (lapisan 4), session (lapisan 5), presentasi (lapisan 6) dan aplikasi (lapisan 7). Pada Gambar 3.3, Anda dapat juga melihat bagaimana setiap lapisan terlibat pada proses pengiriman pesan/message dari Device A ke Device B. Terlihat bahwa perjalanan message dari A ke B melewati banyak intermediasi node. Intermediasi node ini biasanya hanya melibatkan tiga lapisan pertama model OSI saja.
Jadi dengan demikian para disainer hardware dan jaringan dapat lebih paham dan flexibel dalam membuat suatu sistem sehingga fungsi setiap mesin dapat ber-interoperasi (interoperbility) satu sama lain.
Setiap mesin/komputer hanya dapat memanfaatkan service lapisan yang terdapat tepat di lapisan bawahnya. Contoh: Lapisan 3 menggunakan service yang disediakan oleh lapisan 2 dan menyediakan service untuk lapisan 4.
Proses peer-to-peer
Bila dua mesin/komputer berinteraksi melakukan proses harus mematuhi aturan dan konvensi yang disebut protokol. Proses yang terjadi pada setiap mesin pada lapisan tertentu disebut peer-to-peer processes (proses peer-to-peer). Jadi dengan demikian jika 2 mesin akan dapat berkomunikasi jika pada lapisan tertentu menggunakan protokol yang sama. Dilihat pada gambar 3.3, message atau pesan yang dikirim oleh device A menuju device B harus melalui lapisan-lapisan yang paling atas menuju lapisan bawah berikutnya sampai lapisan terbawah kemudian kembali menuju lapisan yang lebih tinggi dan seterusnya melewati lapisan tepat diatasnya. Pesan-pesan yang dikirim adalah berupa informasi yang dibentuk dalam paketpaket di mana pada layer tepat di bawahnya informasi tersebut “dibungkus”. Jadi pada sisi penerima informasi yang sampai berupa paket-paket yang telah “dibuka” bungkusannya dan direkonstruksi kembali.
Antarmuka antara lapisan terdekat
Pada saat pengiriman dan penerimaan pesan, lapisan memerlukan antarmuka dengan lapisan atas dan bawahnya yang berdekatan. Sepanjang sebuah lapisan menyediakan layanan yang dimaksud pada layer tepat di atas atau di bawahnya, dapat diimplementasikan fungsi yang termodifikasi atau diganti tanpa memerlukan perubahan di seluruh lapisan.
Pengorganisasian lapisan
Tujuh lapisan yang telah dijelaskan dapat dibagi menjadi 3 sub-kelompok (subgroups). Lapisan 1, 2 dan 3 adalah network support layer (lapisan-lapisan pendukung jaringan). Lapisan 5, 6 dan 7 merupakan user support layer (lapisan-lapisan pendukung pengguna). Lapisan 4 adalah transport layer, yang maksudnya adalah lapisan yang menghubungkan 2 subgroup sehingga lapisan user support layer dapat “mengerti” pesan yang dikirim network support layer.
Gambar terakhir ini memperlihatkan seluruh lapisan OSI dengan dimulai pada lapisan 7 yang merupakan data asli.

5.Macam-macam Topologi
I.Topologi Bus
Pada topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernetnya sepanjang kabel. Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi. Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.
Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).



II.Topologi Star/ Bintang
Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Kelebihan
Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
Tingkat keamanan termasuk tinggi.
Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.

Kekurangan
Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.




III.Tipologi Ring Network
Topologi cincin adalah topologi jaringan dimana setiap titik terkoneksi ke dua titik lainnya, membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.

IV.Tipologi Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.

V.Topologi Tree
Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .
Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.

VI.Tipologi Liniar

Jaringan komputer dengan topologi linier biasa disebut dengan topologi linier bus, layout ini termasuk layout umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap titik koneksi (komputer) yang dihubungkan dengan konektor yang disebut dengan T Connector dan pada ujungnya harus diakhiri dengan sebuah terminator. Konektor yang digunakan bertipe BNC (British Naval Connector), sebenarnya BNC adalah nama konektor bukan nama kabelnya, kabel yang digunakan adalah RG 58 (Kabel Coaxial Thinnet). Installasi dari topologi linier bus ini sangat sederhana dan murah tetapi maksimal terdiri dari 5-7 Komputer.

Tipe konektornya terdiri dari
1.BNC Kabel konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke T konektor.
2.BNC T konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke komputer.
3.BNC Barrel konektor —> Untuk menyambung 2 kabel BNC.
4.BNC Terminator —> Untuk menandai akhir dari topologi bus.
Keuntungan dan kerugian dari jaringan komputer dengan topologi linier bus adalah :
Keuntungan, hemat kabel, layout kabel sederhana, mudah dikembangkan, tidak butuh kendali pusat, dan penambahan maupun pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan
Kerugian, deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil, kepadatan lalu lintas tinggi, keamanan data kurang terjamin, kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah, dan diperlukan Repeater untuk jarak jauh.

6.Ethernet
Jarigan Ethernet adalah jaringan standard LAN yang sangat popular dalam jaringan komputer.
Jaringan Ethernet menjadi jaringan LAN standard yang sangat popular saat ini. Dibanding dengan kompetitornya di masa 20 tahun yang lalu yaitu jaringan Token Ring, jaringan Ethernet telah memenangkan pertarungan ini dikarenakan sifat / karakteristic superiornya; kemudahan dan biaya murah tapi handal. Sehingga jaringan Ethernet lebih banyak dipakai pada jaringan local LAN maupun jaringan LAN yang terhubung dan membentuk jaringan WAN Dari spesifikasi komersil aslinya dengan kemampuan transfer data hanya sampai 10 Mbps, sampai jaringan Ethernet dengan kemampuan 10 Gigabit per-second sekarang ini, jaringan Ethernet telah berevolusi dan menjadi protocol Ethernet paling popular sejauh ini.
Jaringan Ethernet mendefinisikan kedua layer 1 (Physical layer) dan layer2 (Data Link Layer) dari model referensi OSI Layer Phyisical dan Data link layer bekerja bersama-sama untuk memberikan fungsi pengiriman data melewati berbagai jenis jaringan fisik. Beberapa detail fungsi fisik harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu komunikasi terjadi,
seperti kabel jaringan, jenis-2 konektor yang dipakai pada ujung-2 kabel, dan begitu juga level voltage dan arus yang dipakai untuk encode binary 0 dan 1. Data Link layer mendifinisikan protocol-2 atau aturan-2 untuk menentukan kapan suatu komputer boleh menggunakan jaringan fisik saat komputer tidak seharusnya menggunakan jaringan, dan bagaimana untuk mengetahui error yang terjadi selama transmisi data.
Istilah Ethernet merujuk kepada keluarga protocol dan standards yang secara ber-sama-2 mendifinisikan layer physical dan Data link dari jenis LAN yang paling popular. Ada Banyak varian Ethernet yang meliputi:
1.10 Base-T
2.Fast Ethernet
3.Gigabit Ethernet
Jaringan Ethernet 10Base-T
Jaringan Ethernet 10-baseT mengijinkan kita memakai kabel telpon yang sudah ada, atau kabel yang lebih murah jika dibutuhkan kabel baru. Jaringan Ethernet 10-BaseT menggunakan piranti apa yang disebut HUB. Jaringan fisik Ethernet 10-BaseT menggunakan ethernet card atau NICX ( network interface card komputer. perkabelan dan sebuah HUB (yang merupakan salah satu piranti jaringan yang paling kuno).
HUB yang dipakai pada jaringan Ethernet 10-BaseT pada dasarnya adalah Repeater multiport. Hal ini berarti bahwa HUB adalah semata-2 piranti penguat sinyal elektrik yang masuk kepada salah satu port dan disebarkan ke seluruh port dari HUB tersebut, sehingga tabrakan (collision) sangat mungkin saja terjadi.
Perkabelan jaringan Ethernet 10Base-T
Jaringan Ethernet 10-BaseT menggunakan kabel UTP category 5 dengan konektor RJ-45.
Kabel yang dipakai untuk menghubungkan komputer kepada HUB menggunakan kabel Straight-through
Kabel yang menghubungkan antar HUB menggunakan kabel cross.
Pada beberapa jenis HUB atau Switch sekarang ini telah menggunakan Autosensing – yang mengenali jenis kabel anda, jadi tidak harus menggunakan kabel cross – cukup menggunakan kabel straight through untuk semua sambungan.
Collision menjadi masalah kinerja HUB
Jaringan Ethernet 10-Base2; 10Base5; dan 10BaseT tidak akan bisa berjalan tanpa adanya CSMA/CD. Akan tetapi dengan algoritma CSMA/CD, Ethernet menjadi lebih tidak effisien pada beban yang lebih tinggi, Ethernet akan menjadi lambat saat beban jaringan mulai melebihi pemakaian 30%.
Bagaimana CSMA/CD logic membantu menjaga terjadinya collision (tabrakan) begitu juga bagaimana dia bereaksi jika suatu tabrakan terjadi. Layaknya jalan raya dua arah, begitu juga yang terjadi pada jaringan HUB yang rentan terjadi tabrakan. Algoritma CSMA/CD bisa dijelaskan sebagai berikut:
Suatu piranti jaringan dengan frame data yang akan dikirim, terlebih dahulu mendengarkan jaringan apakah sedang sepi atau tidak.
Jika jaringan Ethernet tidak lagi sibuk, pengirim mulai mengirimkan frame data kepada jaringan
Si pengirim mencermati untuk meyakinkan apakah terjadi tabrakan atau tidak.
Segera saat si pengirim mengetahui terjadi suatu tabrakan, mereka masing-2 mengirim sinyal Jamming (sinyal kemacetan jalur) untuk memastikan bahwa semua stasiun mengetahui bahwa telah terjadi tabrakan.
Segera setelah sinyal jamming dikirim, setiap pengirim menghitung (timer) secara random dan menunggu selama itu pula sebelum mereka mulai mengirim frame kepada jaringan.
Jika timer sudah habis, maka proses dimulai lagi dari awal steppertama, begitu seterusnya sampai berhasil mengirim suatu data frame kepada alamat tertuju.
LAN Swith – mengurangi collisions
Istilah Collision domain mendifinisikan satu set piranti dalam suatu boundary yang memungkinkan data frame terjadi collisions. Semua piranti pada suatu jaringan 10Base2, 10Base5, dan 10Base-T yang menggunkaan HUB beresiko collisions antara frame yang mereka kirimkan, makanya semua piranti jaringan yang ada pada salah jenis jaringan Ethernet ini berada dalam satu collision domain.
Untuk itu muncullah LAN Switch yang bisa mengatasi masalah collisions domain ini dan juga masalah algoritma CSMA/CD dengan jalan menghilangan kemungkinan terjadinya collision. Tidak seperti HUB, Switch tidak menciptakan shared bus, Swicth memperlakukan setiap port sebagai sebuah bus yang terpisah. Switches menggunakan memory buffer untuk memegang data frame yang datang, sehingga jika ada dua piranti yang tergubung pada Switch secara bersamaan mengirimkan data, switch akan mengirim satu frame dan memegang frame kedua kedalam memory buffer, kemudian menunggu untuk mengirim frame kedua sampai frame pertama tadi selesai dikirim sehingga tidak akan pernah terjadi collisions.
Spesifikasi aslinya dari Ethernet adalah menggunakan shared bus, dimana pada saat yang sama hanya ada satu frame saja yang bisa dikirim atau lajim disebut sebagai Half-Duplex. LAN Switch dengan hanya satu piranti untuk setiap port yang terhubung pada switch memungkinkan operasi Full-Duplex. Full-Duplex berarti bahwa Ethernet card dapat mengirim dan menerima frame secara bersamaan.
Kesimpulan Jaringan Ethernet
Protocol-2 physical layer mendifinisikan bagaimana untuk mengirimkan data melewati medium fisik. Protocol-2 data link layer membuat jaringan fisik tersebut berguna dengan cara mendefinisikan bagaimana dan kapan jaringan fisik tersebut digunakan. Jaringan Ethernet mendifinisikan layer pertama dari model OSI berfungsi untuk jaringan Ethernet, termasuk perkabelan, konektor, level voltase, dan batas jarak kabel, dan juga banyak fungsi penting dari layer 2 model OSI.
BAB III
PENUTUP

Jaringan komputer ( computer network ) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan antara dua atau lebih komputer dengan tujuan untuk melakukan pertukaran data untuk bagi pakai perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan. Topologi jaringan dibagi menjadi dua bagian, yaitu berdasarkan fisiknya : bintang, star, pohon, bus, kombinasi. Berdasarkan metode aksesnya yaitu : ethernet, token ring, ARCnet dan FDDI. Manfaat jaringan antara lain berbagi perangkat keras, program, pemprosesan. Aplikasi Jaringan Komputer saat ini diterapkan hampir dalam semua tempat seperti: bank, perkantoran, universitas, rumah sakit, bidang pariwisata, hotel, dan bahkan rumah. Semua ini diawali dengan komputerisasi. Komputerisasi memberikan kemudahan dalam penyelesaian banyak tugas dan meningkatkan kebutuhan untuk saling berbagi informasi antar bagian terkait, dan kebutuhan untuk pengamanan dan penyimpanan data. Kebutuhan tersebut kemudian dijawab oleh teknolgi jaringan komputer. Hingga saat ini jaringan komputer sudah menjadi kebutuhan umum masyarakat, dan karena itu pemahaman dasar tentang jaringan komputer diperlukan, terutama bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia teknolgi informasi.








daftar pustaka


http://teknik-informatika.com/sejarah-jaringan-komputer/
http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html
http://galihakmal.com/index.php/basic/3-jenis-jenis-jaringan-komputer
http://teknik-informatika.com/model-referensi-osi/
http://chintcha.wordpress.com/2009/01/16/macam-macam-topologi-jaringan-pada-komputer/
http://www.sysneta.com/jaringan-ethernet
http://www.docstoc.com/docs/37107938/jaringan-komputer

Selasa, 07 September 2010

tentang ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)[1] yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

Ikan adalah kelompok parafiletik: ini berarti, setiap kelas yang memuat semua ikan akan mencakup pula tetrapoda yang bukan ikan. Atas dasar ini, pengelompokan seperti Kelas Pisces, seperti pada masa lalu, tidak layak digunakan lagi.
Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua vertebrata yang biasa disebut sebagai ikan:
  • Infrafilum Gnathostomata (vertebrata berahang)
  • Superkelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati: mencakup hampir semua ikan penting masa kini)
    • Kelas Actinopterygii (ikan bersirip kipas)
    • Kelas Sarcopterygii (ikan sirip berdaging/ikan bersirip cuping)
      Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara untuk dipamerkan dalam akuarium.
      Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan. Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton.
      Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai spesies ikan. Pada tanggal 15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies ikan laut yang berukuran besar telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga jumlahnya kurang dari 10% jumlah yang ada pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal tersebut menyarankan pengurangan penangkapan ikan secara drastis dan reservasi habitat laut di seluruh dunia.